BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada umumnya beberapa jenis
coelenterata dapat di manfaatkan sebagai bahan baku kosmetik bahkan bisa di
olah menjadi agar-agar. coelenterata merupakan hewan-hewan yang sangat menarik
dan memiliki keindahan warna yang menjadi penghias di dasar laut, bahkan salah
satu anggota dari coelenterata mampu membentuk terumbu karang yang mempunyai
peranan penting bagi ekosistem laut yakni sebagai habitat dari berbagai mahkluk
hidup yang ada di dalamnya.
Coelenterata atau yang juga biasa
di sebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat
sederhana. Kata coelenterata berasal dari kata coelos yang berarti rongga dan
enteron yang berarti usus. Jadi coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga
yang di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan
makanan. Coelenterata di sebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya
terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal. Terdapat 10.000
spesies coelenterata yang sebagian besar hidup di laut.
Sebagian hidup secara soliter,
sedangkan sebagian yang lain hidup berkoloni. Tubuhnya simetri radial. Jika di
potong tubuhnya melalui sumbu tubuh maka akan mendapatkan beberapa bagian yang
sama. Memiliki rongga gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna makanan.
tubuhnya hanya memiliki satu lubang yang berfungsi sebagai mulut sekaligus
anus. Merupakan hewan diploblastik. : ektodermis (epidermis) yang merupakan
lapisan sel luar dan endodermis (gastrodermis) yang merupakan lapisan sel
dalam. Mempunyai tentakel yang berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam
mulut. Tentakel di lengkapi dengan sel penyengat yang di sebut dengan knidosit
(cnidobglast). Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Pada bentuk
polip (seperti tabung), coelenterata memiliki mulut di bagian dorsal, yang di
kelilingi leh tentakel. Sedangkan pada bentuk medusa yang berbentuk seperti
cakram, mulut coelenterata terletak di bagian bawah (oral) dan tubuhnya di
kelilingi oleh tentakel Hidupnya : kebanyakan di air laut, beberapa di air
tawar.
Coelenterata dapat berproduksi baik
dengan cara generatif (seksual) maupun vegetatif (aseksual). Reproduksi secara
generatif terjadi saat sel sperma jantan membuahi sel telur (ovum) betina.
Sedangkan perkembangbiakan secara aseksual berlangsung dengan cara pembentukan
tunas pada sisi tubuh coelnterata yang akan tumbuh menjadi individu baru
setelah lepas dari tubuh induknya.
Beberapa jenis coelenterata juga
mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), yaitu perkembangan seksual yang
di ikuti oleh perkembangbiakan aseksual pada satu generasi. Pada coelenterata
jenis ini, tubuh akan memiliki bentuk polip pada satu fase hidupnya, kemudian
berbentuk medusa pada tahap selanjutnya.
1.2
Rumusan
Masalah
Dari uraian latar belakang diatas,
maka dapat dibuat beberapa rumusan masalah seperti:
1.
Bagaimana ciri-ciri
coelenterata?
2.
Bagaimana cara
coelenterata mendapatkan makanan?
3.
Bagaimana cara reproduksi
coelenterata?
4.
Ada berapakah
klasifikasi coelenterata?
5.
Apa peranan dan fungsi
coelenterata?
1.3
Tujuan
Ada pun tujuan dari pembuatan
makalah berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, yaitu:
1.
Untuk mengetahui dan
mempelajari ciri-ciri coelenterata
2.
Untuk mengetahui dan
mempelajari cara coelenterata memperoleh makanan
3.
Untuk mengetahui dan
mempelajari cara reproduksi coelenterata
4.
Untuk mengetahui dan
mempelajari klasifikasi coelenterata
5.
Untuk mengetahui dan
mempelajari peranan dan fungsi coelenterata
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
coelenterata
Coelenterata berasal dari kata COELOS =
rongga tubuh atau selom
dan ENTERON=usus. Jadi COELENTERON artinya rongga yang
berfungsi sebagai usus. Coelenterata atau juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal.
dan ENTERON=usus. Jadi COELENTERON artinya rongga yang
berfungsi sebagai usus. Coelenterata atau juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal.
Termasuk hewan diploblastik, tubuh simetri radial.
Lapisan selnya terdiri dari ektoderm dan endoderm. Antara ekstoderm dan
endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat mulut, yang
dikelilingi tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidoblas (sel penyengat
/ nematosis). Hidup di air tawar maupun air laut.Tubuhnya dapat melekat pada
dasar perairan. Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria
adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana.
CIRI-CIRI
COELENTERATA
1) Terdapat sekitar 10.000
spesies Coelenterata yang sebagian besar hidup di laut
kecuali sejenis hydra hidup di air tawar.
2) Sebagian hidup secara soliter, sedangkan
sebagian lain hidup berkoloni.
3) Hewan
bersel banyak (multiseluler).
4) Sruktur
tubuh:
a. Radial
simetris
b. Dipoblastik
terdiri ektoderm dan endoderm
c. Terdapat
rongga (mesoglea) antara lapisan ektoderm dan
endoderm.
4)Bentuk tubuh :
a. menyerupai
tabung (polip)
b. menyerupai
mangkok (medusa)
c. Di
atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa dan bergerak. Pada lapisan luar
ektodermis tentakel terdapat sel
racun (knidoblast) atau sel penyengat (nematosis)
d. Punya
rongga gastrovaskuler untuk mencerna makanan
e. Sistem
pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh), kecuali Anthozoa
dan Sifonoglia
f. Sistem
saraf difus (baur)
g. Mengalami siklus hidup (metagenesis).
h. Sedangkan pada bentuk medusa yang
berbentuk seperti cakram, mulut coelenterata terletak di bagian bawah (oral)
v Dalam siklus hidupnya pada umumnya
Coelentarata mempunyai dua bentuk tubuh, yaitu Polip dan Medusa.
A.
Polip
adalah bentuk Coelentarata yang menempel pada tempat hidupnya. Tubuh
berbentuk silindris, bagian proximal melekat dan bagian distal mempunyai
mulut yang dikelilingi tentakel. Polip yang membentuk koloni
memiliki beberapa macam bentuk (polimorfisme).
Misalnya : polip untuk pembiakan yang menghasilkan
medusa (gonozoid) dan polip untuk makan
yakni gastrozoid.
B.
Medusa
adalah bentuk ubur-ubur seperti payung/parasut atau seperti lonceng yang dapat berenang
bebas.
2.2
klasifikasi
coelenterata
Coelenterata
dibedakan menjadi 3
kelas,
yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa,
dan Anthozoa:
1.
HYDROZOA
1) Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air,
zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam
siklus hidupnya.
2)
Lebih sering ditemukan atau dominan
dalam bentuk koloni polip, sedangkan dalam bentuk medusa jarang ditemukan. Contoh Hydra dan Obellia.
Ciri-ciri umum kelas ini yaitu:
Berbentuk koloni
Besarnya + sebesar mulut kerucut,
menggerambul
Didapatkan dipantai pada batu-batuan
(melekat), pada cangkuk Mullusca.
Koloni ini terikat pada substrat dengan
bantuan hydrorhizanya (akar)
Bentuk tubuhnya seperti batang yang
bercabang-cabang yang disebut Hydrocaulis
Pada hydracaulis tumbuh 2 macam bentuk cabang (Palyp) yaitu
Hydrant dan Gonangium
Hydrant : Berfungsi menangkap mangsa dan mengurus
makanan (vegetatif). Ditandai dengan adanya banyak kentakel.
Gonongium : Berfungsi mengurus
perkembang biakan (generatif). Bentuk gonongium silindris, dengan ujung melekat
sedikit dan berwarna tranparant dan disebut dengan Gonotheca. Di dalam gonotheca terdapat sumbu
(blastostyle)
Blastostyle merupakan : Tempat tumbuh kuncup bakal medusae
(ada yang menyebut ubur-ubur pada skelia)
Medusae akan ada 2 macam yaitu :Medusae ♂
menghasilkan sperma (biasanya berekor) dan Medusae ♀ menghasilkan ovum
Ovum dan sperma dikeluarkan dalam laut
dan terjadilah pembuahan (diluar medusae dalam air laut). Setelah terjadi
pembuahan terbentuk zygot blestula “planula
yang berambut getar”
Kemudian planula melekat pada suatu
obyek dan tumbuh menjadi polips yang kecil. Dan secara asexuil bisa membentuk
kuncup dan terjadilah obelia yang baru.
Obelia yang mengalami pergantian
keturunan “Metagenesus” yaitu keturunan phase.
Vegetatif polip-polip kecil / seperti lumut
bercabang
Generatif medusa
Jadi antara polip kecil (seperti lumut) dan medusa seolah-olah merupakan hewan
tersendiri padahal hanya merupakan siklus hidup. Misal : pada
ulat dan kupu-kupu
a.
Hydra
Hydra
merupakan hewan yang memiliki habitat di perairan laut dan tawar. Hewan ini
dilengkapi dengan tentakel atau lengan yang berguna untuk bergerak dan juga
sekaligus untuk menangkap mangsa. Pada tentakel tersebut dilengkapi dengan
nematosit, yaitu sel-sel yang dapat menghasilkan racun untuk melumpuhkan
mangsanya. Hydra berkembang biak secara vegetatif dengan tunas dan generatif
dengan peleburan sperma dan ovum. Meskipun termasuk hewan monoesius
(hermaprodit), hewan ini tidak bisa melakukan pembuahan sendiri karena
dewasanya sel telur dan sperma yang dihasilkan tidak bersamaan sehingga dalam
fertilisasi tetap memerlukan individu yang lain.
Ciri-ciri
hydra :
bentuk tubuh Hydra
seperti polip.
ukuran tubuh Hydra
antara 10 mm – 30 mm.
makanannya berupa
tumbuhan kecil dan Crustacea (udang-uadangan)
rendah.
bagian tubuh sebelah
bawah tertutup membentuk kaki,gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk
bergerak.
terdapat mulut yang
dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 6 – 10 buah tentakel.
tentakel berfungsi
sebagai alat untuk menangkap makanan.
makanan dicernakan di
dalam rongga gastrovaskuler.
reproduksi aseksual
dengan tunas atau budd kira-kira
pada bagian samping tengah dinding tubuh Hydra.
Tunas telah memiliki
epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut terus
membesar dan akhirnya melepaskan
diri dari tubuh induknya untuk
menjadi individu baru.
reproduksi
seksual :
Terjadi
melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil
peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula. Kemudian embrio ini
akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista
ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di
dasarperairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, intikista
pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.
b.
Obelia
Hidup di air laut
secara koloni.
Sebagian besar waktu
hidupnya sebagai koloni polip.
Bagian polip yang
berfungsi dalam hal makan disebut hidrant.
fase seksual (medusa)
disebut gonangium
2
SCYPHOZOA
Bentuk tubuh scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan,
sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk. Fase polipnya kecil dan terikat pada
suatu obyek di dasar laut, fase medusa (generatif) terbentuk seperti payung
atau mangkuk, pada bagian pinggir medusa terdapat tentakel-tentakel, medusa
biasanya diketemukan berenang dipermukaan laut, dibagian tengah sisi cekungnya
ditemukan mulut yang terletak diantara 4 buah tangan yang berbentuk pipih
seperti pita dan dibagian pinggir dilengkapi dengan Nematocyst. Contoh hewan
kelas ini adalah aurellia, gametnya terbentuk seperti huruf V dan terletak
dibagian dalam dari perutnya.
Siklus reproduksi scyphozoa:
Ada yang jantan ada yang betina.
Spertratozoid akan berenang di dalam air laut kemudian mencari
dan memasuki kedalam mulut medusa, kemudian masuk kedalam enterm untuk membuahi
sel telur kemudian berbentuk zygot.
Zygot yang terbentuk akan keluar dari mulut medusae ♀ dan
untuk remintara didukung dengan tangan nya dan disini berkembang menjadi larva
yang berambut getar (planula).
Setelah terbentuk planula maka planula
ini lepas dari induknya dan berenang-renang. Kemudian melekat pada suatu obyek
didasar laut. Dan ditempat ini kemudian tumbuh menjadi polyp baru dan berbentuk
seperti trompet yang disbut Schyphistoma. Schyphistome membagi diri secara
tranversal sehingga terbentuk sekumpulan mas’ yang masing-masing berbentuk
seperti cakram. Keadaan ini disebut phase Strobila.
Kemudian pada setiap cakram yang
terbentuk akan tumbuh bertakel. Kemudian pemisahan diri dimulai pada cakram
yang paling atas / tua kemudian cakram yang dibawahnya dan sebagainya dan
seterusnya.
Cakram yang
terlepas akan membentuk medusae kecil yang disebut Ephyra. Secara berangsur-angsur ephyra akan
tumbuh menjadi Medusae dewasa : Medusae ♂ dan Medusae ♀
3
Ctenophora
Beberapa zoolog menganggap ctenophora
merupakan filum tersendiri. Tubuhnya mempunyai lapisan mesoderm, tidak
mempunyai nematoksis dan tentakelnya mengandung zat-zat pelekat untuk menangkap
mangsa. Ctenophora dibedakan atas 2 subkelas, yaitu :
A Subkelas Tentaculata (punya tentakel).
Terdiri atas beberapa
ordo, antara lain :
Cydippida,
tubuh bulat/oval, terdapat semacam tanduk.
Contoh : Mertensia.
Cobata,tubuh
memadat dilengkapi dengan dua cuping oval
contoh : Mnemiopsis, Bolinopsis dan Leucothea.
cestum
|
contoh : Cestum dan Velamen.
Platyctenida,
tubuh pipih,
contoh : Ctenoplana danCoeloplana.
B Subkelas muda (tak punya tentakel)
berupa ordo Beroida, tubuh kerucut
atau silinder. Contoh : Beroe.
Baroe
|
Antozhoa merupakan coelenterata yang memiliki bentuk tubuh menyerupai bunga.
Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, hanya bentuk polip. Polip Anthozoa
berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya. Hidupnya di laut
dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas
dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet.
Ordo Actiniria, ciri-ciri:
Menempel pada batu karang
Berukuran s/d 2 feet
Makanan : Invetebrata, Udang
Tubuh berbentuk : Silindris pendek, Bagian atas dilengkapi
dengan tentakel, Bagian bawah untuk melekatkan dirinya pada suatu obyek. Mulut berada
dibagian atas tengah yang dihubungkan dengan enteron yang bersatu dengan suatu
saluran yang berbentuk tabung yang disebut Gullet.
Disamping sisi pharyax dilengkapi dengan alur licin dan
bersilia disebut Siphonoglyph.Siphonoglyph merupakan jalan air masuk
ke dalam enterennya. Enteron terbagi dalam 6 buah septa / sekat yang
menghubungkan gastrodermis hingga bagian phorinkx. Septa ini merupakan tonjolan
di dalam hingga berhubungan dengan pharys (septa Primain), Tetapi pharyn untuk bagian bawah
bebas, Septa ini disebut septa Primair.
Air dapat masuk dari ruang satu ke
ruang yang lain melalui Ostia yang ada pada septa tadi.
Diantara septa primair terdapat juga
septa-septa yang lain yaitu septa sekundair tetapi septa sekunder tidak
mencapai pharynx
Ada juga Septa Tentier yaitu Septa yang
paling pendek.
Pada bagian tepi dari Septa yang bebas
(yang terletak dalam enteron dibawah pharynx) berkembang menjadi bentukan yang
tebal dan disebut Digestic Filament Dalam Digistic Filament terdapat sel-sel
kelenjar yang menghasilkan getah pencernakan.
Dekat dengan bagian dasar Digestic
Filament terdapat benang-benang yang disebut dengan Acontio.
Di dalam Acontio dilengkapi dengan
kelenjar dan nematocysts
Merupakan lurus yang sel kelaminnya terpisah (♂&♀) ganad
terdapat dibagian tepi dari Septa tersebut.
Ordo Madreporaria:Susunan tubuh pada prinsipnya sama
dengan anemone / metridium
Perbedaannya antara lain : Madreporaria,Bagian
enterderm mensekresikan zat kapur yang berfungsi sebagai kerangka. Kerangka ini
disebut Calcareous Skeleton atau Coral yang berwarna putih (pada umumnya) dan
merah
Pembentukan kerangka : Mula-mula pada
pangkal dimana hewan itu melekat, dengan membentuk kuncup, kemudian kuncup
tumbuh lagi sehingga akhirnya membentuk koloni yang bercabang-cabang.
Contoh-contoh : Acropora, Berbentuk koloni bercabang-cabang
seperti pohon. Stylopora, Berbentuk melekuk-lekuk. Leptoria Tenuis, Berbentuk
melekuk-leku seperti otak mamalia. Fungia, Berbentuk seperti janin.
Ordo:Antipatharia, Disebut juga
Eupixaura Antipathen (Akar Bahar) Hidupnya koloni
Mensekresikan zat tanduk sebagai
kerangkanya. Karang-karang laut ini (Hexacorallia) ini menuntut syarat
lingkungan hidup yang tertentu.
Syarat tersebut antara lain : Temperatur air laut + 200C,
Dalam laut + 35 m, Terletak pada lingkungan antara 280 LU
dengan 280LS, Andaikata ada perubahan temperatur maka perubahan tak
melebihi 60C naiknya dan 60C turunnya. Air laut ditempat
tersebut bisa banyak mengandung O2. Air laut harus jernih, Air laut
mempunyai salinitas / kadar garam tertentu.
v Macam-macam
batu karang yang terbentuk. Karang pantai (Frenging Ruf), Terbentang dari
pantai hingga menjorok + ¼ mil kearah laut. Karang Rintangan (Barier Ruf),
Terletak agak jauh dari pantai. Karang Atoll (Sirkuler Ruf), Merupakan
rangkaian pulau karang yang berbentuk gelam yang ditengahnya terdapat anak laut
yang relatif dangkal dan disebut Lagoon.
2.3
Morfologi
dan anatomi
Bentuk tubuh ubur-ubur
seperti mangkuk, hidupnya di laut dalam, dan memiliki lapisan mesodlea yang
tebal, bentuk mendusa sangat besar dilengkapi dua macam tentakel. Tentakel kecil mengililingi tepian
mangkuk dan tentakel besar terdapat disekitar mulut yang berjumlah 4 buah
(Suwignyo, 1989).
Gambar 2. Anatomi Ubur-ubur (Aurelia sp)
Anemon laut adalah
hewan yang memiliki tentakel yang memiliki alat serupa dengan tombak yang
disebut dengan Nematocyst. Nematocyst
ini digunakan anemon laut untuk menangkap mangsa dan mengusir predator. Bentuk tubuh anemon laut seperti bunga
dan terbentuk dari gumpalan otot yang tebal. Pada gumpalan otot terdapat “pedal
disc” yangberguna untuk
melekatkan diri. Sedangkan
pada akhir daerah oral gumpalan tersebut membentuk discus oralis yang memuat
ratusan tentakel pada bagian tengah terdapat mulut (Syamsuri, dkk., 2006).
Bentuk tubuh karang laut
yaitu simetris radial. Polip
karang mempunyai mulut yang terletak dibagian atas dan juga berfungsi sebagai
dubur, tentakel-tentakel yang digunakan untuk menagkap mangsanya, serta tubuh
polip. Tubuh polip terdiri
dari tiga lapisan dari luar kedalam tersusun sebagai berikut ectoderm,
mesoglea, dan endoderm. Dalam
lapisan endoderm, hidup simbio alga bersel satu yang disebut zooxantellae yang
dapat menghasilkan zat organik yang melalui proses fotosintesis yang kemudian
disekresikan sebagian kedalam jaringan polip kapal karang sebagai
pangan. Makanan yang masuk dicerna oleh filament khusus mesenteri dan sisa
makanan dikeluarkan melalui mulut (Sumarman, 2004).
Gambar 3. Anatomi Karang (Coralium sp)
2.4
Sistem
pencernaan
Coelenterata
hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-partikel organik,
plankton atau hewan-hewan kecil. Jika terdapat hewan kecil, misal jentik
nyamuk menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblast, maka sel
tersebut mengeluarkan racun. Jentik akan lemas lalu tentakel membawanya ke
mulut. Di bawah mulut terdapat kerongkongan pendek lalu masuk
ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler (luar
sel). Sel-sel endodermis menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa
makanan akan dimuntahkan melalui mulut. Setiap hewan Coelentarata
mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata
bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai
anus.
2.5
Sistem
eskresi
Alat pernapasan dan alat eksresi khususnya tidak
ada. Proses yang terjadi adalah pertukaran gas secara difusi melalui seluruh
permukaan tubuhnya. Sisa metabolisme juga dibuang secara difusi melalui seluruh
permukaan tubuh.
2.6
Sistem
syaraf
Sistem saraf difus (baur). Coelenterata memiliki sistem saraf
sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan
dalam merespon rangsangan. Sistem saraf terdapat pada mesoglea.
Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan
gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
2.7
Reproduksi
Reproduksi
Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.
a. Reproduksi aseksual dilakukan dengan
pembentukan kuncup/tunas yang menempel pada tubuh induknya.Pembentukan tunas
selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat
kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya dan
induknya tetap membentuk kuncup sehingga membentuk koloni.yaitu
pada kakinya dan akan membesar sehingga terbentuk tentakel kemudian terlepas
sehingga dapat menjadi individu baru.
b. Coelenterata
dapat juga berkembangbiak secara seksual, yaitu dengan penyatuan sperma dan sel
telur yang akan terbentuk zigot. Sperma yang telah masak dikeluarkan dalam air
dan akan berenang menuju ovum. Jika bertemu, terjadilah pembuahan dan zigot
yang akan dihasilkan tumbuh menjadi larva bersilia yang disebutplanula.
Zigot ini dapat berenang meninggalkan induknya dengan tujuan agar tidak terjadi
perebutan makanan. Jika terdapat pada suatu perairan yang cocok, maka akan
tumbuh membentuk individu baru.
v Proses
reproduksi seksual :
Terjadi
melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil
peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula. Kemudianembrio ini
akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista
ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di
dasarperairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, intikista
pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru. Reproduksi vegetatif dan generatif pada
coelonterata berlangsung secara bergantian,
sehingga coelenterata mengalami pergiliran
keturunan/ siklus hidup/metagenesis.
2.8
Ciri
khusus
1.
Tubuh radial simetris
(silindris, globular atau spherikal).
2.
Dinding tubuh
diploblastik (dua lapis jaringan; ektoderm / epidermis dan endoderm gastrodermis) yang
memiliki sel jatang aatu penyengat.
3.
Tubuh tidak beranus tetapi hanya bermulut yang
dilengkapi dengan tentakel-tentakel di sekelilingnya.
4.
Sistem pencernaan makanan tidak komplit, hanya
berupa rongga gastrovaskular.
5.
Belum memiliki alat pernafasan,
sirkulasi maupun ekskresi yang khusus
2.9
Nilai
ekonomis
Beberapa
jenis cerlenterata (ubur-ubur) oleh orang
Jepang
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik bahkan bisa diolah menjadi
agar-agar. Di indonesia banyak ubur-ubur yang di olah menjadi tepung ubur-ubur.
Beberapa jenis hewan Anthozoa membentuk terumbu karang yang bisa menahan gelombang.
Beberapa spesies coelenterata juga memberikan pemandangan indah di dasar lautan
dengan warna dan bentuk mereka yang unik sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai objek yang berkaitan dengan pariwisata.
Dalam perairan berperan sebagai plankton.
Ada juga jenis Anthozoa yang membentuk
rangka dari zat tanduk yang sering dikenal sebagai akar bahar (Euplexaura
antipathes) yang kerangkanya dapat digunakan sebagai gelang.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Colenterata
merupakan hewan yang memiliki rongga. Termasuk hewan diploblastik, tubuh simetri radial.
Lapisan selnya terdiri dari ektoderm dan endoderm. Antara ekstoderm dan
endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat mulut, yang
dikelilingi tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidoblas (sel penyengat
/ nematosis). Hidup di air tawar maupun air laut.Tubuhnya dapat melekat pada
dasar perairan. Coelenterata
memiliki dua bentuk, yaitu :
a. Polip, hidup soliter (menyendiri)
tetapi ada yang berkoloni, tidak dapat bergerak bebas,melekat pada dasar
perairan.
b. Medusa, dapat menghasilkan dua macam
gamet yaitu gamet jantan dan betina. Medusa dapat melepaskan diri dari induk
dan berenang bebas didalam air. Bentuk seperti payung dengan tentakel yang
melambai lambai.
Coelenterata
dibedakan menjadi 4 Kelas, yaitu :
a. Hydrozoa
b. Scyphozoa
c. Ctenophora
d. Anthozoa
3.2
Saran
Dalam kehidupan
sehari – hari, secara tidak langsung kita sudah sering menjumpai dan
mempelajari hewan coelenterata ini. Misalnya saja pada cumi-cumi, banyak orang
yang membuat tumis dari cumi-cumi untuk di jadikan lauk dan selain itu juga
untuk menambah nutrisi.
Jadi besar
harapan kami untuk anda memahami dan mempelajari isi dari makalah ini, semoga
makalah ini bermanfaat dan bisa menjadi refrensi baru bagi pembaca serta dapat
menambah pengetahuan yg lebih mngenai hewan coelenterata.
Kami sadar bahwa
makalah kami ini jauh dari ksempurnaan dan memiliki banyak kekurangan, maka
dari itu kelompok kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
www.sentra-edukasi.com/2010/04/coelenterata.html
http://s1005.photobucket.com/user/aditya_pandhu/media/cnidaria-polip.png.html
http://ekohadiprabowo.files.wordpress.com/2010/06/cnidaria-medusa.png
http://seanet.stanford.edu/Anthozoa/urticina_lof580.jpg