Minggu, 06 Oktober 2013

MAKALAH ARHTROPODA (INSECTA)


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
     Insekta atau serangga mempunyai spesies yang paling banyak jumlahnya di antara semua hewan. Jumlah spesies Insecta dapat mencapai 675.000 spesies. Hewan ini dapat hidup di dalam tanah, di darat, di udara, di air tawar atau sebagai parasit pada tubuh makhluk hidup lain. Akan tetapi, hewan ini jarang yang hidup di laut.
Kelas Insecta yang penting diketahui bagi dunia pengendalian hama permukiman antara lain adalah ordo Dictyoptera atau Blattodea (lipas), ordo Diptera (lalat dan nyamuk), ordo Hymenoptera (semut, tawon, lebah), ordo Siphonaptera (pinjal), ordo Phthiraptera (subordo Mallophaga atau kutu penggigit dan subordo Anoplura atau kutu penghisap), ordo Rhynchophthirina, ordo Hemiptera, ordo), ordo Coleoptera (kumbang), dan ordo Psocoptera. Adapun kelas Arachnida yang penting diketahui antara lain ordo Parasitiformes (contohnya caplak) dan Acariformes (contohnya tungau).

B.   Perumusan Masalah
1.      Apa saja macam- macam klasifikasi insecta?
2.      Bagaimana morfologi dan anatomi insecta?
3.       Bagaimana sistem pencernaan insecta?
            4.      Bagaimana sistem ekskresi insecta?
5.      Bagaimana sistem saraf insecta?
6.      Bagaimana sistem reproduksi insecta?

C.   Tujuan pembuatan makalah
1.       Mengetahui macam-macam klasifikasi insecta.
2.       Mengetahui morfologi dan anatomi insecta
3.       Mengetahui sistem pencernaan insecta.
4.      Menjelaskan sistem ekskresi insecta.
5.       Mengenal sistem saraf insecta.
6.       Menjelaskan sistem reproduksi insecta.













BAB II
PEMBAHASAN

A.       Insekta dikelompokkan menjadi dua sub kelas yaitu :
1. Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota.
2. Insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.

1. SUB KELAS APTERYGOTA.
Sub kelas Apterygota ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
•) Tidak bersayap.
•) Tidak mengalami metamorfosis (ametabola).
•) Tipe mulutnya menggigit.
•) Batas antara kepala, dada, dan perut tidak jelas.
•) Antenanya panjang tidak beruas-ruas.
Contoh speciesnya yaitu kutu buku (Lepisma sacharina), kutu buku dapat merusak buku karena dapat mengeluarkan enzim selulase.

2. SUB KELAS PTERYGOTA.
Sub kelas Pterygota ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
•) Memiliki sayap.
•) Mengalami metamorfosis.
•) Tipe mulutnya bervariasi.


Berdasarkan asal tumbuhnya sayap sub kelas Pterygota dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
a) Eksopterygota, adalah kelompok Insekta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh. Berdasarkan tipe sayap, tipe mulut, dan metamorfosisnya, eksopterygota dibedakan menjadi beberapa ordo yaitu ordo Isoptera, ordo Orthoptera, ordo Hemiptera, ordo Odonata.
•) Ordo Isoptera.
Isoptera berasal dari bahasa Latin (is = sama, pteron = sayap) yang berarti Insekta bersayap sama.
Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo Isoptera adalah :
- Memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama.
- Mengalami metamorfosis tidak sempurna.
- Tipe mulut menggigit.
- Cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yang disebut polimorfisme.
- Pembagian tugas itu adalah raja, ratu dan prajurit atau tentara.
Contoh : Helanithermis sp. (rayap).
•) Ordo Orthoptera
Orthoptera berasal dari bahasa Latin (orthop = lurus, pteron = sayap) yang berarti Insekta bersayap lurus.
Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo orthoptera adalah :
- Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap bagian depan lurus, lebih tebal, dan kaku (perkamen), sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput.
- Mengalami metamorfosis tidak sempurna.
- Tipe mulut menggigit.
- Kaki paling belakang (kaki ketiga membesar).
Contoh : Kecoa (Periplaneta americana), Jangkrik (Grillus sp.)., Belalang sembah (Tenodora sp.).
•) Ordo Hemiptera
Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo hemiptera adalah :
- Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan satu pasang seperti berkulit dan sayap belakang transparan.
- Mengalami metamorfosis tidak sempurna.
- Tipe mulut menusuk dan menghisap.
Contoh : Kutu busuk (Cymex rotundus)., Walang sangit (Leptocorisa acuta).
•) Ordo Odonata.
Ciri-ciri yang dimiliki oleh ordo homoptera adalah :
- Memiliki dua pasang sayap tipis seperti selaput.
- Mengalami metamorfosis tidak sempurna.
- Tipe mulut menggigit.
Contoh : Capung (Aesha sp.)

b) Endopterygota, adalah kelompok Insekta yang sayapnya berasal dari tonjolan kearah dalam dinding tubuh. Berdasarkan tipe sayap, tipe mulut, dan metamorfosisnya, endoptrygota dibedakan menjadi beberapa ordo yaitu ordo Coleoptera, ordo Hymenoptera, ordo Diftera, ordo Lepidoptera, ordo Shiponaptera.

•) Ordo Coleoptera
Coleoptera berasala dari bahasa Latin (coleos = perisai, pteron = sayap), berarti insekta bersayap perisai.
Ciri-ciri ordo Coleoptera adalah :
- Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap depan tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk sehingga disebut elytra, sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput.
- Mengalami metamorfosis sempurna.
- Tipe mulut menggigit.
Contoh : Kumbang kelapa (Oycies rhinoceros), Kutu gabah (Rhyzoperta dominica)
•) Ordo Hymenoptera
Ciri-ciri ordo hymenoptera adalah :
- Mengalami metamorfosis sempurna.
- Tipe mulut menggigit dan ada yang kombinasi untuk menggigit dan menjilat.
Contoh : Lebah madu (Apis), tawon (Xylocopa latipes), semut hitam (Monomorium sp.).
•) Ordo Diptera
Ciri-ciri ordo diptera adalah :
- Memiliki satu pasang sayap depan dan sayap belakang mengalami redukasi membentuk halter (alat keseimbangan).
- Mengalami metamorfosis sempurna.
- Tipe mulut menusuk dan menghisap serta menjilat.
- Dan memiliki tubuh ramping.
Contoh : Nyamuk rumah (Culex pipiens), nyamuk malaria (Anopheles sp.), nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti), lalat buah (Drosophila melanogaster), lalat tsetse (Glossina palpalis).
•) Ordo Lepidoptera
Ciri-ciri ordo Lepidoptera adalah :
- Memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus.
- Mengalami metamorfosis sempurna.
- Tipe mulut pada tahap larva menggigit, sedangkan pada tahap dewasa menghisap.
- Mata fasetnya besar.
Contoh : Kupu-kupu Swallowtail, kupu-kupu sutera (Bombyx mori), kupu-kupu elang (Acherontia atropos).
•) Ordo Shiponaptera
Ciri-ciri ordo shiponaptera adalah :
- Tidak memiliki sayap.
- Mengalami metamorfosis sempurna.
- Tipe mulut menusuk dan menghisap.
- Kakinya pipih panjang dan digunakan untuk meloncat.
Contaoh : Kutu manusia (Pulex irritans), kutu kucing (Stenossphalus felic).
•) Ordo Dermaptera
Ciri-ciri ordo dermaptera adalah :
- Memiliki dua pasang sayap (satu pasang seperti berkulit, dan satu pasang bermembran), atau tidak   bersayap.
- Mengalami metamorfosis sempurna.
- Tipe mulut menggigit.
Contoh : Earwig

B.     MORFOLOGI DAN ANATOMI INSECTA
Serangga secara umum dapat dikenal melalui tubuhnya yang terdiri atas tiga bagian, yaitu keapala, toraks (dada dan punggung), dan abdomen (perut). Di kepala terdapat sepasang antena sebagai alat peraba dan pencium, sepasang mata faset, 1-3 oseli untuk menerima dan membedakan cahaya, serta mulut yang dilengkapi dengan labrum (bibir muka), sepasang mandibula (rahang muka), sepasang maksila (rahang belakang), dan labium (bibir belakang). Toraks terbagi atas tiga ruas, tiap ruas berkaki sepasang, dan pada ruas kedua dan ketiga masing-masing terdapat sepasang sayap. Abdomen tediri atas sebelas ruas, di bagian ujung biasanya terdapat 1-3 bulu pendek atau panjang yang dinamakan sersi. Di sebelah kiri dan kanan bawah ruas-ruas toraks dan abdomen terdapat lubang kecil atau spirakel, yang berhubungan dengan saluran trakea sebagai alat pernapasan.
Serangga umumnya berkelamin terpisah, sehingga terdapat jantan dan betina. Bentuk serangga jantan dan betina umumnya sama, tapi terdapat juga yang berbeda seperti kumbang kelapa atau Xylotrupes gideon, yaitu kumbang jantan memiliki tanduk sementara yang betina tidak. Ada pula perbedaan dalam ukuran tubuh, pada umumnya serangga jantan berukuran lebih kecil.
Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen).
·         Ciri-ciri umum kelas ini adalah :
1 Tubuh terbagi atas kepala, toraks dan abdomen.
2 Mempunyai sepasang sayap kecuali Anoplura, Mallophaga dan Siphonaptera.
3 Mempunyai sepasang antena.
4 Mempunyai tiga pasang kaki.
5 Perangkat mulut telah mengalami perkembangan dan penyesuaian sedemikian rupa sehingga dikenal berbagai ragam tipe seperti menggigit/mengunyah, menusuk, menghisap, menyerap dan sebagainya.














 




Gambar 1 Diagram tubuh serangga (belalang), (a) kepala, (b) toraks, (c) abdomen, (d) antena, (e) mata, (f) tarsus, (g) koksa, (h) trokhanter, (i) timpanum, (j) spirakel, (k) femur, (l) tibia, (m) ovipositor, (n) serkus

C.     SISTEM PENCERNAAN INSECTA


serangga.jpg
 






·         Serangga makan hampir segala zat organik yang terdapat di dalam, dan sistem-sistem pencernaan mereka menunjukkan variasi yang besar. Sistem percernaan ini sangat beragam tergantung macam-macam makanan yang dimakan. Kebiasaan-kebiasaan makan bahkan mungkin sangat beragam pada satu jenis tunggal. Larva dan serangga dewasa biasanya mempunyai kebiasaan makan yang sama sekali berbeda dan hal ini tentu akan menyebabkan perbedaan dalam sistem-sistem pencernaan. Saluran pencernaan pada serangga dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu :
1. Saluran pencernaan depan (Stomodeum)
2. Saluran pencernaan tengah (Mesenteron)
3. Saluran pencernaan belakang (Proktodeum)
Saluran-saluran pencernaan tersebut berasal dari turunan yang berbeda, saluran pencernaan depan dan belakang berasal dari jaringan ektodermal dan saluran pencernaan tengah berasal dari jaringan endodermal. Bentuk saluran pencernaan ini dipengaruhi oleh cara makan dan makanan serangga, sehingga hal ini akan menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan (penyesuaian-penyesuaian) diantara bentuk pencernaan serangga. Pada banyak serangga bagianbagian utama ini terbagi menjadi bagian lain dengan berbagai fungsi yaitu faring, esofagus, krop dan proventrikulus pada saluran pencernaan bagian depan, ventrikulus pada bagian pencernaan tengah, dan pirolus, illeum serta rektum pada pencernaan bagian belakang. Beberapa sistem yang mendukung fungsi sistem pencernaan adalah sistem syaraf pusat, sistem syaraf stomatogastik, sistem endokrin dan sistem pernapasan.

D.    SISTEM EKSKRESI


Sistem Ekskresi Serangga
 






Ekskresi Serangga – Alat ekskresi serangga adalah pembuluh Malpighi. Pembuluh Malpighi yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malpighi pada Sistem Ekskresi Serangga berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malpighi, Sistem Ekskresi pada Serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem Ekskresi Serangga berupa trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.
Sistem Ekskresi Serangga (Belalang) tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksi dari hasil Sistem Ekskresi Serangga diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.

E.     SISTEM SYARAF
Sistem saraf serangga terdari atas rangkaian ganglia yang dihubungkan oleh sepasang sarat, yang terdapat di sepanjang tubuh serangga.Ganglion merupakan massa jaringan saraf yang terdapat setiap segmen secara berpasangan
Tiga pasang ganglion yang terdapat dibagian kepala disebut OTAK, yaitu :
1. protocerebrum : terdapat pada segmen mata, meliputi daerah inervasi :
            alat mata majemuk dan ocelli
             2. deutocerebrum : terdapat pada segmen antena, daerah inervasi : antena
             3. tritocerebrum : terdapat pada segmen labrum, daerah inervasi : labium dan
              stomodeum
Di bawah otak terdapat satu set ganglia menyatu membentuk  ganglia subesophageal. Meng inervasi mulut, kelenjar ludah, dan otot otot leher
*      Ganglia dada, meng inervasi kaki, sayap, dan otot otot yang mengendalikan gerak
*      Ganglia perut, meng inervasi : otot otot perut, organ reproduksi, anus, dan setiap reseptor sensorik di bagian belakang serangga
Otak merupakan pusat perpaduan dari semua jaringan saraf yang berasal dari semua bagian tubuh, dan sebagai pengatur segala perilaku akibat adanya rangsangan yang datang dari luar dan rangsangan dari dalam tubuh lewat pancaindera.
Sel saraf yang membentuk jaringan saraf, memiliki kemampuan meneruskan rangsangan yang berasal dari berbagai organ tubuh ke otak, serta menyampaikan pesan dari otak ke otot atau k ekelenjar tubuh.


F.      SISTEM REPRODUKSI
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwhplEffl2RL1yXKF6jsf9hOrbmqkjsU8zKGSSoV6h5YFBRbWTQsk7wwgPJ_XVyoZ4C3_1Z0OyRiXXHaWmm6PTaaAPjgU8UAe0m4uNWYmHU-0qHGxpRMRUBioMnewVobd1Ciu5-gCLnlk/s320/Picture8.pngSistem Reproduksi Jantan



                          Sistem Reproduksi  Jantan: A. testes; B.  follicles; C. vasa efferentia; D. seminal vesicles; E. vasa deferentia; F. ejaculatory duct; G. aedeagus; H. accessory glands (Sumber: Meyer, 2009)


Sistem reproduksi jantan terdiri atas sepasang testis yang terletak di ujung belakang abdomen. Setiap testis mengandung unit-unit fungsional  dimana sperma dihasilkan. Sperma matang yang keluar dari testis melewati  saluran pendek dan mengumpul di ruang penyimpan Saluran yang sama mengarah keluar dari vesikula seminalis, bergabung satu sama lain di sekitar pertengahan tubuh, dan membentuk saluran ejakulasi (ejaculatory duct) tunggal yang mengarah keluar dari tubuh melalui organ kelamin jantan (aedeagus). 

Satu atau lebih pasangan kelenjar aksesori (accessory glands, Gambar 3H) biasanya berhubungan dengan sistem reproduksi jantan, yaitu organ-organ sekretori yang terhubung dengan sistem reproduksi melalui saluran pendek - beberapa mungkin menempel dekat testis atau vesikula seminalis, yang lainnya  mungkin berhubungan dengan saluran ejakulasi.




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5EWANvMy1j0WVGsMJVZMOF-mD_-mr0eMN_vo_wGeKpHCP8mDH_vhLmfgb_a7wqufDIvxngz8MCI-t_rvn6FwCmaV7rW658qeqYncYHuTLDrg9roWE7bF8ATGENF1xE81STfu2wFJwDWQ/s320/Picture9.png Sistem Reproduksi Betina


 Sistem Reproduksi Betina: A. ovaries; B. ovarioles;
C. lateral oviducts; 
D. common oviduct; E. bursa copulatrix;
F. accessory glands; G. spermatheca; 
H. spermathecal gland (Sumber: Meyer, 2009)


Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium (Gambar 2A dan 4A). Setiap ovarium terbagi menjadi unit-unit fungsional (ovariol, Gambar 4B) di mana telur dihasilkan. Satu ovarium dapat mengandung puluhan ovariol, umumnya sejajar satu sama lain. Telur matang meninggalkan ovarium melalui saluran telur lateral (lateral oviducts, Gambar 4C). Pada sekitar pertengahan tubuh, saluran telur lateral ini bergabung untuk membentuk common oviduct (Gambar 4D) yang membuka ke ruang alat kelamin yang disebut bursa copulatrix (Gambar 2C dan 4E). 

Kelenjar aksesori betina (accessory glands, Gambar 4F) memasok pelumas untuk sistem reproduksi dan mengeluarkan kulit telur kaya protein (chorion) yang mengelilingi seluruh telur. Kelenjar ini biasanya dihubungkan dengan saluran kecil ke saluran telur umum atau bursa copulatrix.
Selama kopulasi, jantan menyimpan spermatophore di bursa copulatrix. Kontraksi peristaltik menyebabkan spermatophore masuk ke dalam spermatheca (Gambar 2B dan 4G) betina, sebuah ruang kantong penyimpanan sperma. 
Kelenjar spermathecal (spermathecal gland, Gambar 4H) memproduksi enzim (untuk mencerna lapisan protein spermatophore) dan nutrisi (untuk mempertahankan sperma sementara berada di penyimpanan). Sperma dapat hidup di spermatheca selama berminggu-minggu, bulan, atau bahkan bertahun-tahun.








G.    NILAI EKONOMIS
Insecta juga memiliki nilai ekonomis antaralain:
·         Lebah penghasil madu (apis indica)
·          Bahan industri kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu (Bombyx mori) 
·         Kupu-kupu dapat membantu penyerbukan pada bunga sehingga menghasilkan bunga baru


LAMPIRAN

rayap
http://tiportips.blogspot.com/2013/04/Tips-Cara-mengusir-dan-cara-membasmi-rayap.html

kecoa                                                                        
http://biodiversityofeurekafrontyard.blogspot.com/2010/10/kecoa-blattella-asahinai.html       

walang sangit
http://gucimaspratama.co.id/serangan-hama-walang-sangit-serangan-hama-wareng-serta-cara-mengatasinya.html
kumbang kelapa
http://indonesiabigcountry.blogspot.com/2010/11/kumbang-kelapa-oryctes-rhinoceros.html

lebah madu
http://sitichholifah.blogspot.com/2012/04/lebah-madu-yang-memiliki-banyak-manfaat.html

nyamuk

kutu
http://top10.web.id/dunia-binatang/10-jenis-hewan-yang-hidup-di-karpet

earwig
http://newfoundlandnature.blogspot.com/2011/01/earwig.html




BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Jadi di diunia ini sanagat banyak insekta yang tersebar dari berbagai ordo. Tetapi mereka mempunyai sistem pencernaan, saraf, reproduksi, ekskresi, dan pernafasan yang sama. Mereka juga dapat bermanafaat bagi kehidupan manusia yang dapat meningkatkan nilai eonomis.

2.      Saran
Kepada manusia diharapkan sangat untuk membudidayakan dan melestarikan keberadaan insekta terutama yang dapat bermanafaat bagi kehidupan kita.








DAFTAR PUSTAKA
  • Fictor F, dkk. Praktis Belajar Biologi SMA X: Jakarta. BSE 2009
  • Herni Budiati. Biologi SMA X: Jakarta. BSE 2009
  • Indun Kistinnah, dkk. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya SMA X: Jakarta. BSE 2009
  • Rikky F, dkk. Mudan dan Aktif Belajar Biologi SMA X: Jakarta. BSE 2009
  • Achterberg, K., et al., 1991. The Insects of Australia. Division of Entomology CSIRO Australia. Melbourne University Press.
  • Gullan, D. J. and Cranston, P. S. 2005. The Insects: An Outline of Entomology Blackwell Publishing Ltd, UK.
  • Klowden MJ. 2007. Physiological Systems in Insects. Second Edition. Academic Press, Elsevier. Burlington, 01803, USA.
  • McGavin, G. C. 2001. Essential Entomology; An order by order introduction. Oxford University Press, New York.
  • Meyer, John R. 2009. General Entomology - Reproductive System. Department of Entomology NC State University. Last Updated:   8 April 2009. http://www.cals.ncsu.edu/course/ent425/library/tutorials/internal_anatomy/reproductive.html. Diakses pada 02 February 2011.
  • Triplehorn, C. A. and Johnson, N. F. 2005. Borror and DeLong’s Introduction to the Study of Insects (7th Ed). Brooks/Thomson Cole USA.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar